Categories
Kesehatan

IDAI: Anak-Anak Boleh Latihan Puasa Ramadhan, Tapi Jangan Dipaksa

bachkim24h.com, Jakarta – Memasuki bulan suci Ramadhan, banyak anak yang ingin ikut serta meski puasanya belum tuntas. Hanya sedikit orang tua yang mendukung pilihan anak-anak mereka sebagai bentuk olahraga.

Menurut Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso, anak tidak perlu berpuasa. Oleh karena itu anak-anak tidak boleh dipaksa untuk berpuasa secara penuh.

“Anak-anak tidak dipaksa berpuasa, mereka bisa mengamalkan puasa,” kata Piprim pada Lokakarya Juara Imunisasi Nasional di Jakarta, Jumat 8 Maret 2024.

Sayangnya, ada sebagian orang tua yang membandingkan anaknya dengan anak lain. Misalnya, seorang anak sudah cukup kuat untuk berpuasa pada usia enam tahun. Sedangkan anaknya sudah berumur 10 tahun namun masih belum kuat.

Berbeda dengan anak usia enam tahun yang sudah kuat. Secara fisik anak sudah cukup kuat untuk berpuasa, tapi secara psikologis kematangannya berbeda.

“Ada yang kuat enam tahun sampai magrib, ada juga yang 10 tahun tidak kuat, jadi tidak bisa dipaksakan,” jelas Piprim.

Jika anak ingin belajar berpuasa, Piprim menyarankan para orang tua untuk memastikan anak mendapat nutrisi yang cukup, terutama cair, saat sahur dan berbuka.

“Jadi prinsipnya jangan dipaksakan, latihan puasa saja dan lihat suasana hati anak.”

Piprim menambahkan, keadaan psikologis anak erat kaitannya dengan pola asuh orang tua.

“Keadaan psikologis anak erat kaitannya dengan didikan orang tuanya, jika orang tuanya menyayangi anaknya, tidak pernah diajarkan berpuasa, baik itu umur 10 tahun, 11 tahun, meskipun sulit pa (puasa). ).

Sebelumnya, Piprim menekankan pentingnya vaksinasi anak untuk mencegah berbagai penyakit seperti diare dan pneumonia.

Lantas, apakah anak yang berpuasa tetap bisa diberikan vaksinasi?

Menurut Piprim, puasa tidak menghalangi vaksinasi atau vaksinasi.

“Tidak ada masalah (vaksinasi). “Saya kira tidak ada kendala dalam puasa dan vaksinasi,” kata Piprim menanggapi kesehatan bachkim24h.com.

Apalagi, lanjut Piprim, jika anak sedang sakit. Menurutnya, puasa tidak dianjurkan bagi anak yang sakit dan tidak dianjurkan vaksinasi.

Dalam acara yang sama, Menteri Kesehatan Budi Guni Sadikin juga mendorong pelaksanaan vaksinasi pada anak. Baginya, vaksinasi menjaga kesehatan anak dan merupakan salah satu cara mencegah penyakit.

“Mencegah lebih baik daripada mengobati, lebih baik menyelesaikan masalah di hulu dan hilir, lebih baik sekarang daripada nanti? Nah, kalau saya melihat program pencegahan promosional pada anak, maka keluarga harus diberikan edukasi, kata Budi.

Selain imunisasi, Budi mengimbau masyarakat rajin melakukan skrining untuk mengetahui apakah ada penyakit.

Dalam acara yang sama, Menteri Kesehatan Budi Guni Sadikin juga mendorong pelaksanaan vaksinasi pada anak. Baginya, vaksinasi membuat anak sehat dan merupakan salah satu cara mencegah penyakit.

“Mencegah lebih baik dari pada mengobati, lebih baik mengatasi masalah di hulu dan hilir, lebih baik sekarang daripada terlambat kan? Nah, kalau saya melihat program pencegahan promosi ke anak-anak, keluarga harus diberi edukasi,” kata Budi.

Selain imunisasi, Budi mengimbau masyarakat rajin melakukan skrining untuk mengetahui apakah ada penyakit.

Categories
Kesehatan

6 Tips Buka Puasa Ramadhan agar Tak Makan Berlebih

bachkim24h.com, Jakarta – Umat Islam di seluruh dunia sudah mulai berpuasa di bulan Ramadhan. Menderita kelaparan dan kehausan sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Salah satu hal yang selalu menjadi tantangan saat beribadah di bulan suci Ramadhan adalah tidak makan terlalu banyak saat berbuka puasa. Meskipun makan berlebihan dapat memberikan kepuasan sementara, hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan, masalah pencernaan, dan penambahan berat badan dalam jangka panjang.

Makan dengan penuh kesadaran selama Ramadhan membantu orang menjaga keseimbangan yang sehat selama berpuasa.

Berikut beberapa tips agar tidak makan terlalu banyak saat berbuka puasa, dilansir laman Al Arabiya: 1. Makanlah makanan seimbang di pagi hari

Mengonsumsi sahur seimbang sebelum memulai puasa membantu menghindari rasa lapar sepanjang hari.

Pola makan sehat yang kaya karbohidrat, protein, lemak sehat, dan serat memberikan energi berkelanjutan sepanjang hari dan mencegah makan berlebihan saat berpuasa. 2. Makan perlahan dan hati-hati

Saat berbuka puasa Maghrib, luangkan waktu untuk makan secara perlahan dan hati-hati. Kunyah makanan Anda dengan baik, nikmati setiap gigitan dan fokus pada rasanya.

Hal ini mencegah Anda makan terlalu cepat. 3. Tetap terhidrasi

Minumlah banyak air antara buka puasa dan sahur agar tetap terhidrasi.

Dehidrasi sering disalahartikan dengan rasa lapar, sehingga menyebabkan makan berlebihan. Usahakan untuk minum setidaknya delapan hingga sepuluh gelas air sepanjang malam dan pagi hari.

Waspadai ukuran porsi saat puasa dan istirahat pagi agar tidak makan berlebihan.

Gunakan piring dan mangkuk yang lebih kecil untuk membantu mengontrol ukuran porsi, dan dengarkan sinyal rasa lapar dan kenyang dari tubuh Anda.

Dengarkan rasa lapar dan tanda kenyang tubuh Anda. Makanlah sampai kenyang, jangan terlalu kenyang. Jika Anda masih merasa lapar setelah berbuka puasa, tunggulah beberapa menit sebelum mengambil beberapa detik untuk memberikan waktu bagi tubuh Anda untuk merasa kenyang.

Tujuan penting Ramadhan – luangkan waktu sejenak sebelum makan untuk bersyukur atas makanan yang akan Anda makan.

Categories
Kesehatan

Kata Mokel Ramai Digunakan Warganet di Bulan Ramadhan, Ini Artinya

bachkim24h.com, Jakarta Saat bulan Ramadhan, kata “mokel” banyak digunakan oleh pengguna internet. Beberapa pengguna internet memahami apa artinya ini, sementara yang lain bertanya-tanya.

Berdasarkan penjelasan dalam video TikTok yang diunggah akun Aminkivi, kata Mokel berarti berbuka puasa terlebih dahulu. Istilah ini banyak digunakan oleh masyarakat di Jawa Tengah dan Jawa Timur, namun di Jawa Barat, berbuka puasa sengaja di siang hari disebut dengan godin.

“Apa ini Mokel? Kata mokel merupakan kata kerja yang berarti berbuka sambil berpuasa. Istilah ini sering kita jumpai di Jawa Timur dan Jawa Tengah. “Dan sering kita lihat saat anak muda berbuka puasa,” tiktok Aminkiwi dikutip Senin (25/3/2024).

Mokel terdiri dari dua suku kata yaitu ‘mo’ dan ‘kel’, dimana arti ‘mo’ adalah tidak suka atau tidak suka. Sedangkan “Kel” merupakan singkatan dari kata Kelesan atau dalam bahasa Indonesia artinya lapar.

“Jadi kalau digabungkan, Mo dan Kell rasanya tidak mau kelaparan. Seperti yang kita ketahui, selama puasa Ramadhan, umat Islam tidak diperbolehkan makan pada waktu-waktu tertentu. “Itulah mengapa kata Mokel sangat relevan dan familiar jika digunakan saat puasa Ramadhan.”

“Godin dalam bahasa Sunda,” komentar salah satu pengguna.

Dalam ajaran Islam, diperbolehkan berbuka puasa sebanyak enam orang, yaitu: Orang yang bepergian dalam jarak yang diperbolehkan untuk shalat Qasr. orang sakit Orang tua yang tidak berdaya (lemah). wanita hamil Orang tercekik karena kehausan (rasa haus dan lapar yang tak tertahankan). Ibu menyusui.

Kecuali keenam golongan di atas, manusia tidak diperkenankan berbuka puasa, baik disengaja maupun tidak, tanpa alasan yang dibolehkan syariat Islam atau moqel.

Sesungguhnya meskipun ia mengqadha satu hari (Qada) dari puasa yang ditinggalkan di bulan Ramadhan, namun hal tersebut tidak termasuk puasa di bulan Ramadhan.

Dalam hal ini Nabi SAW bersabda:

مَنْ أَفْطَرَ يَوْمًا مِنْ رَمَضَانَ فِى غَيْرِ رُخْصَةٍ رَخَّصَه َا اللَّص َه َا اللَّهُ عَزَلْ نْهُ وَإِنْ صَامَ الدَّهُ ْرَ كُلَّهُ

Cara:

“Tidaklah dia berpuasa satu hari pun di bulan Ramadhan tanpa pahala dari Allah, meskipun dia berpuasa setahun, dia tidak dapat mengqadhanya.” (HR Abu Huraira) dikutip NU Online, Senin (25/3/2024).

Syekh Abdurrauf al-Munawi dalam bukunya Faydul Qadir menjelaskan bahwa makna puasa Qada tidak dapat diubah jika ada hari puasa yang terlewat di bulan Ramadhan. Yakni, puasa satu hari di bulan Ramadhan merupakan puasa yang berkesinambungan namun tidak mempunyai keutamaan yang sama dengan puasa selain Ramadhan.

Memang tidak terhapuskan dosa tidak berpuasa sehari di bulan Ramadhan, namun pahala puasa di bulan Ramadhan tidak bisa dibandingkan dengan puasa Qada di luar Ramadhan.

Oleh karena itu, sangat rugi sekali bagi orang yang tidak berpuasa pada bulan Ramadhan tanpa alasan yang dibenarkan oleh syariat Islam atau yang dengan sengaja membatalkan puasanya. Memang puasa Qada yang dilakukan di luar Ramadhan tidak mempunyai keutamaan dan keberkahan yang sama dengan bulan Ramadhan.

Orang yang tidak sengaja berbuka puasa di bulan Ramadhan berisiko mengalami banyak penderitaan dan siksa di akhirat.

Mereka akan digantung dan darah akan keluar dari mulut mereka. Hal ini diriwayatkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits, yaitu:

Firman: Tuhan: Tuhan: Tuhan memberkatimu, Insya Allah قُلْتُ: مَنْ هَؤُلاَءِ? Pesan: Pesan: Pesan

Cara:

“Abu Umamah berkata: ‘Aku mendengar Rasulullah bersabda: ‘Saat aku sedang tidur, aku bermimpi ada dua malaikat datang kepadaku sambil memanggul bahuku. Aku bertanya, “Siapakah mereka?” Beliau menjawab, “Orang-orang yang berbuka puasa sebelum mereka diperbolehkan melakukannya.” (HR An-Nasa’i).

Categories
Kesehatan

Kunjungan ke Dokter Gigi Menurun Selama Ramadhan, Mayoritas Takut Batal Puasa

bachkim24h.com, Jakarta – Sebagian masyarakat Indonesia enggan memeriksakan kesehatan gigi dan mulut selama bulan Ramadhan.

Hal tersebut diungkapkan Presiden Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Indonesia (ARSGMPI), Julita Hendratini.

Menurut dia, penurunan kunjungan ke dokter gigi berbeda-beda di setiap daerah.

“Di Yogyakarta paling turun 25 persen, di Bandung 35 persen, dan di Medan 50 persen,” kata Julita dalam kesempatan Hari Kesehatan Mulut Sedunia bersama Pepsodent di Bandung, Rabu, 20 Maret 2024.

Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari rasa malas, hingga kesibukan dalam shalat, namun kebanyakan orang ragu karena takut berbuka.

Padahal, perawatan gigi tetap penting meski sedang berpuasa. Apalagi jika ada masalah gigi seperti nyeri. Jika ditunda, masalah gigi bisa bertambah parah.

“Kalau ditunda-tunda, risikonya bertambah parah atau tidak bisa diobati kecuali implan atau gigi dicabut. Sebaiknya jangan tunda (kunjungan ke dokter gigi) sampai hal itu terjadi.” lebih buruk lagi,” saran Julita. Keadaan mulut orang yang berpuasa

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) Profesor Suryono menjelaskan kondisi mulut orang yang berpuasa.

Menurutnya, saat berpuasa, rongga mulut mengalami: Aliran air liur berkurang Volume air liur berkurang Rongga mulut kering Air liur lebih kental.

Tidak banyaknya air yang masuk ke mulut seperti biasanya berdampak pada rongga mulut, salah satunya memicu tumbuhnya bakteri.

Hal ini berdampak pada rongga mulut, pertumbuhan mikroba bisa lebih cepat, apalagi jika masih ada sisa makanan yang menyebabkan bau mulut, jelas Suryono.

Pada saat yang sama, berkurangnya aktivitas saat makan menyebabkan berkurangnya fungsi mengunyah. Faktanya, mengunyah memiliki fungsi pembersihan alami.

Melihat potensi masalah mulut yang mungkin dialami masyarakat saat berpuasa, Suryono berpesan agar masyarakat rutin menyikat gigi dan tidak perlu khawatir akan berbuka.

“Kalau tidak masuk (air di kerongkongan) tidak akan terdegradasi, maka saya anjurkan walaupun berpuasa tetap harus menyikat gigi hingga bersih, menggosok gigi dan siwak itu sunnah yang diutamakan.”

Suryono menyebutkan, nafas orang yang berpuasa berbau musk. Namun, berbeda dengan bau mulut orang yang tidak menyikat gigi.

“Bau nafasnya seperti minyak jarak, berbeda dengan bau nafas seseorang tanpa menggosok gigi.”

Untuk menghilangkan keraguan tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bandung mengeluarkan fatwa bahwa melakukan perawatan gigi saat puasa tidak membatalkan puasa. Asalkan perawatan gigi dilakukan secara hati-hati dan tidak berlebihan.

Hal tersebut diserahkan kepada MUI bersertifikat DAI nasional Ustaz Dr. Zulkarnain Muhammad Ali, SE., MSi., Ph.D.

Menurutnya, hukum merawat gigi saat puasa dalam Islam serupa dengan hukum merawat bagian tubuh lain seperti rambut dan kulit.

“Merawat gigi itu wajib, sama seperti merawat bagian tubuh lainnya. Jangan sakit sampai kamu sembuh.”

Sedangkan bagi masyarakat yang ragu untuk memeriksakan diri ke dokter gigi, Zulkarnain mengatakan kekhawatiran tersebut telah ditepis oleh fatwa tersebut.

“Tidak perlu khawatir, alhamdulillah sudah ada fatwa dari MUI Bandung. Syaratnya, dia harus merawat giginya dengan hati-hati dan profesional, tidak berlebihan. Tidak boleh diminum atau ditelan.” agar tidak masuk ke dalam tubuh,” ujarnya.

Categories
Edukasi

Cerita Alumnus LSPR Berpuasa sambil Kuliah di Hungaria

JAKARTA – Dhita Widya Putri lulusan LSPR berbagi cerita tentang aktivitasnya selama belajar sambil berpuasa di Hungaria. Sebagai minoritas Muslim di Hongaria, para pelajar ini harus menahan lapar dan haus selama pergantian musim di sana.

Dhita Widya Putri merupakan lulusan London School of Public Relations (LSPR) dengan gelar Bachelor of Science Communication dan Master of Science. Saat ini beliau sedang mengejar gelar PhD di Universitas Debrecen, dengan spesialisasi di bidang manajemen dan bisnis.

Baca juga: Kisah Ramadhan Pelajar Indonesia di Rusia, Puasa 15 Jam dan Rindu Suara Azan

Saat pergantian musim di Hongaria, Dita harus beradaptasi dengan suhu dan kondisi cuaca ekstrem. Pasalnya, dengan sedikitnya jumlah umat Islam di Hongaria, para ASN Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) III Jakarta harus sangat berhati-hati dalam mengendalikan hawa nafsunya.

“Ujiannya menegangkan sekali hehe, apalagi kalau kuliah, kadang jam pelajarannya tidak bisa ditebak, bisa seharian, bisa setengah hari, ketemu teman dan guru saat makan siang, asyik kan, apalagi di masa kritis hehe, tapi biasa saja. “Syukur penuh saja, manis,” ujarnya saat kami hubungi melalui WhatsApp, Selasa (26/3/2024).

Baca Juga: Kisah Pemenang Beasiswa Chevening Puasa Inggris, Tarawih Dimulai Pukul Setengah 10 Malam

Waktu puasa di Hongaria tidak jauh berbeda dengan di Indonesia. Waktu imsak di Hongaria sekitar pukul 04.00 dan waktu berbuka sekitar pukul 18.00 CET (Waktu Eropa Tengah).

Puasa di luar negeri tidak memerlukan penyesuaian lebih lanjut bagi Dita karena ia sudah mempelajari puasa sunah.

Namun karena perbedaan budaya di Hongaria, Dita merasakan tingginya toleransi yang ditunjukkan mahasiswa asal negara tersebut. Mahasiswa Hongaria, katanya, mengagumi umat Islam yang berpuasa.

“Selain itu, meskipun berbeda agama, non-Muslim di sini penuh toleransi, mereka enggan makan di depan kami, padahal kami mencium baunya,” ujarnya.

Categories
Kesehatan

11 Cara Hilangkan Bau Mulut Selama Jalankan Puasa Ramadhan

bachkim24h.com, Jakarta Bau mulut merupakan hal yang lumrah terjadi pada mereka yang berpuasa Ramadhan.

Menurut Alexander Bryan, dokter gigi BSD di Eka Hospital, bau mulut merupakan fenomena yang wajar.

“Saat berpuasa, kekurangan makanan dan air di mulut akan mengurangi air liur. Akibatnya, mulut menjadi lebih kering dan bakteri tumbuh lebih cepat sehingga menyebabkan bau mulut. Untungnya hal ini dapat dengan mudah diatasi,” kata Alexander dalam siaran persnya. (27/3/2024).

Alexander mengatakan, setidaknya ada 11 cara mengatasi roh jahat saat berpuasa Ramadhan, yaitu: Sikat gigi dua kali sehari.

Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride selama 2-3 menit setelah sahur dan berbuka sebelum puasa atau tidur untuk mengurangi penumpukan plak.

“Menyikat gigi membantu menghilangkan sisa-sisa makanan dan bakteri penyebab bau mulut,” jelas Alexander. Gunakan benang gigi

Pastikan untuk membersihkan gigi setiap hari dengan alat interdental seperti benang gigi. Selain mampu menghilangkan sisa makanan dan plak di area yang sulit dijangkau dengan sikat gigi, benang gigi juga mengurangi risiko penyakit gusi. Bersihkan lidah

Permukaan lidah seseorang berbentuk seperti handuk sehingga banyak plak yang tersangkut di sana.

“Agar mulut tetap sehat dan segar, gunakanlah pembersih lidah secara rutin, atau bisa juga dengan menggunakan sikat gigi. Cara ini dapat mencegah bau mulut akibat bakteri yang menumpuk di lidah.”

Agar jiwa tidak berbau busuk, jika berbuka puasa atau sahur sebaiknya menghindari upasana, bawang putih dan rempah-rempah. Makanan tersebut bisa meninggalkan bau tak sedap di mulut.

“Makan biji-bijian dapat membantu menyeimbangkan flora alami mulut kita.” Minum banyak air

Saat berbuka hingga sahur, bagi yang ingin berpuasa disarankan untuk banyak minum air putih untuk melembabkan mukosa (kulit di dalam mulut) agar tidak cepat kering.

“Usahakan minum 8-10 gelas air antara Roza dan Sehri agar mulut tetap bersih.”

Makanan dan minuman manis dapat menyebabkan bau mulut dengan mendorong pertumbuhan bakteri. Gunakan wajah

Menggunakan obat kumur bebas alkohol dapat membantu membunuh bakteri penyebab bau mulut.

“Selain itu, jangan gunakan obat kumur yang memiliki sensasi terbakar atau berbau karena dapat membuat mulut terasa kering. Gunakan obat kumur yang mengandung zat antibakteri seperti zinc, triclosan, dan cetylpyridinium klorida,” ujar Alexander. .

Mengunyah permen karet bebas gula dapat merangsang aliran air liur sehingga membantu menghilangkan bakteri di mulut. Carilah permen karet yang mengandung xylitol karena terbukti dapat mengurangi pertumbuhan bakteri di mulut.

Berkumur dengan air dapat membantu mengurangi peradangan dan membunuh bakteri.

“Cuci satu sendok teh garam dengan air hangat selama 30 detik sebelum dimuntahkan. Tapi hati-hati menelannya saat berpuasa. “Hindari merokok.

Merokok tidak hanya menyebabkan bau mulut tetapi juga dapat memicu penyakit gigi dan masalah kesehatan mulut lainnya. Jadi hindari merokok sebisa mungkin. Temui dokter gigi

Hal terakhir dan paling tidak penting adalah menemui dokter gigi. Pasalnya, jika ada penyakit pada gigi dan mulut, maka bisa menyebabkan bau mulut.

“Yang paling mudah, pembersihan atau scaling karang gigi bisa kita lakukan sebulan sebelum puasa. Jika Anda mempunyai masalah pada mulut atau gigi, jangan ragu untuk pergi ke dokter gigi.” Dan gigi sehat selama bulan puasa,” pungkas Alexander.

Categories
Hiburan

Alasan Kenapa Kamu Mengalami Sembelit Selama Puasa Ramadan dan Tips Pencegahannya

bachkim24h.com, Jakarta – Tak terasa kita sudah memasuki beberapa hari puasa di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Ya, puasa adalah salah satu dari lima rukun Islam. Hal ini meliputi larangan mengonsumsi makanan, minuman, dan kebutuhan lainnya sebelum matahari terbit hingga terbenamnya matahari saat berbuka puasa.

Namun perubahan yang harus dilakukan saat berpuasa bisa menjadi masalah bagi sebagian orang. Ini termasuk masalah pencernaan seperti sembelit.

Melansir Medical News hari ini, Rabu (13/3/2024), orang yang mengalami sembelit saat puasa Ramadhan mungkin disebabkan oleh perubahan kebiasaan makan yang tiba-tiba dan kekurangan cairan di siang hari.

Meski sebenarnya belum ada penelitian ilmiah mengenai sembelit dan Ramadhan secara khusus. Namun, sebuah penelitian tahun 2017 menyelidiki gejala gastrointestinal (GI) yang dialami orang selama Ramadhan.

Peserta penelitian melaporkan peningkatan frekuensi dan tingkat keparahan sembelit saat berpuasa selama dua minggu atau lebih.

Sembelit atau konstipasi merupakan kondisi yang terjadi ketika seseorang menjadi jarang atau sulit buang air besar (BAB). Sembelit sesekali sering terjadi. Namun, sebagian orang mengalami sembelit kronis yang mengganggu kemampuannya dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Gejala sembelit mungkin termasuk: kurang dari tiga kali buang air besar per minggu. Kotoran keras, kering, atau menggumpal. Feses yang sakit untuk dikeluarkan. Sensasi seolah-olah feses tidak dapat keluar seluruhnya dari perineum. Perasaan ada sumbatan pada anus sehingga menghambat buang air besar.

Lalu apa saja tips mencegah sembelit saat bulan Ramadhan? Baca artikel ini selengkapnya, ya!

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan sembelit selama Ramadhan antara lain: 1. Kurang serat

Selama Ramadhan, orang mungkin tidak mendapatkan cukup serat karena asupan makanan mereka berasal dari makan sahur (sahur) dan makan setelah matahari terbenam (buka puasa). Orang juga bisa ngemil di antara dua waktu makan di malam hari dan dini hari. 2. Kurangnya aktivitas fisik

Saat berpuasa, masyarakat mungkin menghadapi beberapa kendala yang menghalangi mereka untuk berolahraga selama Ramadhan. Melewatkan makan dan minum di siang hari dapat menyebabkan orang mengalami kelelahan dan tingkat energi yang rendah.

Pada gilirannya, mereka mungkin tidak berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang biasa mereka lakukan.

Dehidrasi adalah penyebab umum sembelit. Tidak minum cairan selama berjam-jam selama puasa Ramadhan menyebabkan hilangnya cairan tubuh secara progresif sepanjang hari.

Air berperan penting dalam menjaga fungsi fisiologis seluruh tubuh. Tubuh manusia terdiri dari sekitar 55 hingga 65% air. Kekurangan air dalam tubuh dapat mempengaruhi banyak sistem tubuh, mengganggu kinerja kognitif dan fisik, serta dapat menyebabkan sembelit.

Dehidrasi lebih mungkin terjadi selama Ramadhan ketika suhu musim panas tinggi atau ketika orang kehilangan cairan melalui keringat saat berolahraga. 4. Makan berlebihan setelah berbuka puasa

Menelan makanan dengan cepat setelah puasa dapat menimbulkan gejala tertentu pada sistem pencernaan. Ini termasuk sakit perut dan sembelit. 5. Ubah rutinitas

Perubahan rutinitas seseorang bisa menyebabkan sembelit. Perubahan waktu makan, aktivitas fisik, dan tidur dapat mengganggu proses internal yang mengatur pencernaan sehingga dapat menyebabkan sembelit.

Untuk mencegah sembelit saat puasa, cobalah beberapa langkah yang telah kami uraikan, antara lain: 1. Batasi makanan tinggi garam atau rendah serat.

Sebaiknya hindari makan keripik, gorengan, atau makanan cepat saji. Termasuk makanan beku dan makanan ringan. Sebaliknya, makanlah makanan berserat tinggi, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, untuk meningkatkan fungsi usus. 2. Minum air putih secukupnya

Anda bisa mengonsumsi air putih di sela-sela sahur, berbuka, dan saat tidak puasa untuk mencegah dehidrasi. Kemudian, pertimbangkan untuk memasukkan makanan kaya air ini ke dalam makan malam Anda untuk dehidrasi setelah puasa. Contohnya termasuk semangka, mentimun, mentimun, tomat, dan stroberi. 3. Hindari terlalu banyak minum minuman berkafein

Minuman berkafein dapat menyebabkan hilangnya cairan dan garam. 4. Perhatikan makanan yang dimakan saat berbuka puasa

Sebaiknya jangan makan terlalu banyak atau makan terlalu cepat setelah berbuka. Anda bisa berbuka puasa dengan makanan yang lebih ringan dan mudah dicerna, seperti tiga buah kurma dan air atau susu, atau segelas sup sayur, sebelum shalat Maghrib.

Hal ini untuk membantu kadar gula kembali normal dan mengurangi rasa lapar pada waktu makan utama. 5. Teruslah berlatih

Berjalan kaki selama 10 hingga 15 menit beberapa kali sehari dapat membantu menjaga sistem pencernaan tetap aktif. Bagi orang yang rutin berolahraga, olahraga kardiovaskular seperti lari, menari, atau berenang dapat merangsang kerja usus. Yoga juga dapat membantu mengeluarkan tinja melalui usus. 6. Jangan melewatkan sahur

Melewatkan waktu makan pertama pada hari itu akan menambah lamanya puasa, yang dapat menyebabkan dehidrasi, sembelit, dan kelelahan.

Usahakan buang air besar pada waktu yang sama setiap harinya. Termasuk tidak menghentikan keinginan untuk terlalu sering buang air besar. Karena dapat menyebabkan sembelit.