Categories
Hiburan

Alasan Kenapa Kamu Mengalami Sembelit Selama Puasa Ramadan dan Tips Pencegahannya

bachkim24h.com, Jakarta – Tak terasa kita sudah memasuki beberapa hari puasa di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Ya, puasa adalah salah satu dari lima rukun Islam. Hal ini meliputi larangan mengonsumsi makanan, minuman, dan kebutuhan lainnya sebelum matahari terbit hingga terbenamnya matahari saat berbuka puasa.

Namun perubahan yang harus dilakukan saat berpuasa bisa menjadi masalah bagi sebagian orang. Ini termasuk masalah pencernaan seperti sembelit.

Melansir Medical News hari ini, Rabu (13/3/2024), orang yang mengalami sembelit saat puasa Ramadhan mungkin disebabkan oleh perubahan kebiasaan makan yang tiba-tiba dan kekurangan cairan di siang hari.

Meski sebenarnya belum ada penelitian ilmiah mengenai sembelit dan Ramadhan secara khusus. Namun, sebuah penelitian tahun 2017 menyelidiki gejala gastrointestinal (GI) yang dialami orang selama Ramadhan.

Peserta penelitian melaporkan peningkatan frekuensi dan tingkat keparahan sembelit saat berpuasa selama dua minggu atau lebih.

Sembelit atau konstipasi merupakan kondisi yang terjadi ketika seseorang menjadi jarang atau sulit buang air besar (BAB). Sembelit sesekali sering terjadi. Namun, sebagian orang mengalami sembelit kronis yang mengganggu kemampuannya dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Gejala sembelit mungkin termasuk: kurang dari tiga kali buang air besar per minggu. Kotoran keras, kering, atau menggumpal. Feses yang sakit untuk dikeluarkan. Sensasi seolah-olah feses tidak dapat keluar seluruhnya dari perineum. Perasaan ada sumbatan pada anus sehingga menghambat buang air besar.

Lalu apa saja tips mencegah sembelit saat bulan Ramadhan? Baca artikel ini selengkapnya, ya!

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan sembelit selama Ramadhan antara lain: 1. Kurang serat

Selama Ramadhan, orang mungkin tidak mendapatkan cukup serat karena asupan makanan mereka berasal dari makan sahur (sahur) dan makan setelah matahari terbenam (buka puasa). Orang juga bisa ngemil di antara dua waktu makan di malam hari dan dini hari. 2. Kurangnya aktivitas fisik

Saat berpuasa, masyarakat mungkin menghadapi beberapa kendala yang menghalangi mereka untuk berolahraga selama Ramadhan. Melewatkan makan dan minum di siang hari dapat menyebabkan orang mengalami kelelahan dan tingkat energi yang rendah.

Pada gilirannya, mereka mungkin tidak berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang biasa mereka lakukan.

Dehidrasi adalah penyebab umum sembelit. Tidak minum cairan selama berjam-jam selama puasa Ramadhan menyebabkan hilangnya cairan tubuh secara progresif sepanjang hari.

Air berperan penting dalam menjaga fungsi fisiologis seluruh tubuh. Tubuh manusia terdiri dari sekitar 55 hingga 65% air. Kekurangan air dalam tubuh dapat mempengaruhi banyak sistem tubuh, mengganggu kinerja kognitif dan fisik, serta dapat menyebabkan sembelit.

Dehidrasi lebih mungkin terjadi selama Ramadhan ketika suhu musim panas tinggi atau ketika orang kehilangan cairan melalui keringat saat berolahraga. 4. Makan berlebihan setelah berbuka puasa

Menelan makanan dengan cepat setelah puasa dapat menimbulkan gejala tertentu pada sistem pencernaan. Ini termasuk sakit perut dan sembelit. 5. Ubah rutinitas

Perubahan rutinitas seseorang bisa menyebabkan sembelit. Perubahan waktu makan, aktivitas fisik, dan tidur dapat mengganggu proses internal yang mengatur pencernaan sehingga dapat menyebabkan sembelit.

Untuk mencegah sembelit saat puasa, cobalah beberapa langkah yang telah kami uraikan, antara lain: 1. Batasi makanan tinggi garam atau rendah serat.

Sebaiknya hindari makan keripik, gorengan, atau makanan cepat saji. Termasuk makanan beku dan makanan ringan. Sebaliknya, makanlah makanan berserat tinggi, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, untuk meningkatkan fungsi usus. 2. Minum air putih secukupnya

Anda bisa mengonsumsi air putih di sela-sela sahur, berbuka, dan saat tidak puasa untuk mencegah dehidrasi. Kemudian, pertimbangkan untuk memasukkan makanan kaya air ini ke dalam makan malam Anda untuk dehidrasi setelah puasa. Contohnya termasuk semangka, mentimun, mentimun, tomat, dan stroberi. 3. Hindari terlalu banyak minum minuman berkafein

Minuman berkafein dapat menyebabkan hilangnya cairan dan garam. 4. Perhatikan makanan yang dimakan saat berbuka puasa

Sebaiknya jangan makan terlalu banyak atau makan terlalu cepat setelah berbuka. Anda bisa berbuka puasa dengan makanan yang lebih ringan dan mudah dicerna, seperti tiga buah kurma dan air atau susu, atau segelas sup sayur, sebelum shalat Maghrib.

Hal ini untuk membantu kadar gula kembali normal dan mengurangi rasa lapar pada waktu makan utama. 5. Teruslah berlatih

Berjalan kaki selama 10 hingga 15 menit beberapa kali sehari dapat membantu menjaga sistem pencernaan tetap aktif. Bagi orang yang rutin berolahraga, olahraga kardiovaskular seperti lari, menari, atau berenang dapat merangsang kerja usus. Yoga juga dapat membantu mengeluarkan tinja melalui usus. 6. Jangan melewatkan sahur

Melewatkan waktu makan pertama pada hari itu akan menambah lamanya puasa, yang dapat menyebabkan dehidrasi, sembelit, dan kelelahan.

Usahakan buang air besar pada waktu yang sama setiap harinya. Termasuk tidak menghentikan keinginan untuk terlalu sering buang air besar. Karena dapat menyebabkan sembelit.