Categories
Kesehatan

Sudah 40 Tahun Bikin BCL Tak Berencana Punya Anak dari Tiko Aryawardhana, Berapa Usia Sehat untuk Hamil?

bachkim24h.com, Penyanyi sekaligus aktris Jakarta Bunga Citra Lestari atau BCL mengaku belum berencana memiliki anak setelah menikah dengan Tiko Aryawardhana. Faktor usia yang masih muda membuat BCL sudah tak ingin punya anak lagi.

Hal itu diungkapkan BCL saat Praz Teguh mempertanyakan akun YouTube Tuah Kreasi yang pertama kali diposting beberapa hari lalu.

Dalam wawancaranya, Praz bertanya kepada bintang film Pasutri Gaje yang akan rilis 7 Februari itu, apakah BCL ingin punya anak di kehidupan nyata setelah menikah dengan Tiko Aryawardhana.

“Sepertinya tidak, aku sudah tua. Di film Pasutri Gaje katanya umurnya 27. Sebenarnya umurnya 40,” kata BCL sambil tertawa.

BCL melaporkan, jika wanita seperti dia berusia 40 tahun, maka dia berisiko hamil dan melahirkan.

“Sepertinya berbahaya jika Anda berusia di atas 40 tahun, namun sudah berbahaya jika Anda berusia di atas 35-40 tahun,” kata BCL.

Apa yang disampaikan BCL selaras dengan ucapan Hasto Wardoyo, Direktur Badan Keluarga Berencana Nasional dan Keluarga Berencana (BKKBN). Ia mengatakan, angka harapan hidup perempuan yang melahirkan adalah 20-35 tahun.

“Waktu terbaik untuk hamil adalah antara usia 20 hingga 35 tahun,” kata Hasto, dokter spesialis kebidanan-ginekologi dan konsultan kesuburan.

Ada alasan medis yang menyarankan bahwa usia terbaik untuk hamil adalah antara 20 tahun ke atas dan hingga 35 tahun.

Hasto mengatakan perempuan di bawah usia dua puluh tahun belum siap untuk berhubungan seks, apalagi hamil. Saat wanita menginjak usia remaja, vaginanya menjadi lebih kecil.

Rahim perempuan 16 tahun itu ukurannya kurang dari 10 cm, padahal rahim perempuan itu diperkirakan akan segera melahirkan karena kepala bayinya 10 cm, kata Hasto.

Sementara itu, kehamilan di atas usia 35 tahun juga menimbulkan risiko bagi ibu dan anak. Hasto menjelaskan, angka harapan hidup seorang ibu menurun ketika hamil setelah usia 35 tahun.

Hamil saja sudah menjadi beban tersendiri, apalagi jika Anda berusia di atas 32-35 tahun, yang merupakan usia tua, kata Hasto.

Statistik berikut menunjukkan bahwa kehamilan dini meningkatkan risiko bayi mengalami cacat atau cacat lahir khusus, seperti kelainan bentuk organ atau bagian tubuh tertentu.

“Apalagi pada usia 40-an, anak bisa mengalami cacat lahir atau cacat lahir, dan akan terjadi pertumbuhan kromosom yang tidak normal,” kata Hasto.

1. Preeklamsia

Banyak penelitian tentang hipertensi dan kehamilan menunjukkan bahwa hipertensi sering terjadi selama kehamilan dan menyebabkan komplikasi pada satu dari sepuluh komplikasi kehamilan.

Secara global, prevalensi hipertensi selama kehamilan adalah 12 hingga 18 persen. Sedangkan di Indonesia sebesar 2,1 persen menyebabkan angka kematian anak sebesar 15 hingga 20 persen.

Diabetes gestasional

Selain preeklamsia, diabetes gestasional merupakan komplikasi lain dari kehamilan lanjut. Ini adalah jenis diabetes yang hanya terjadi pada ibu hamil. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi akibat diabetes gestasional adalah makrosomia. Ini adalah kelahiran bayi dengan berat badan di atas normal (lebih dari 4 kg).

Kombinasi gula darah ibu yang tinggi dan insulin yang tinggi di dalam rahim mengakibatkan timbunan lemak yang menyebabkan bayi menjadi besar.

Penyakit ini akan sangat berbahaya bagi ibu dan anak, karena ukuran anak yang besar dapat meningkatkan risiko terjadinya kelahiran prematur.

Kehamilan di usia 40 tahun ke atas juga dapat menyebabkan solusio plasenta. Ini adalah suatu kondisi dimana letak payudara atau plasenta berada di bawah leher rahim sedemikian rupa sehingga menutupi jalan lahir seluruhnya atau sebagian. Hal ini dapat menyebabkan pendarahan hebat, baik sebelum maupun saat melahirkan.

Penyakit plasenta berbahaya bagi wanita di atas 40 tahun. Dalam kasus seperti itu, ibu hamil disarankan untuk menjalani operasi.