Categories
Lifestyle

Kognitif adalah Kegiatan Mental, Simak Fungsi dan Tahapan Perkembangannya

bachkim24h.com, Jakarta Kognitif adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia psikologi, untuk merujuk pada semua aktivitas mental yang memungkinkan individu untuk berhubungan, mengevaluasi, dan mempertimbangkan peristiwa. Aktivitas ini mencakup berbagai proses mental seperti memperoleh informasi, mengolahnya, mengingat informasi dan menggunakan informasi untuk mengambil keputusan.

Salah satu fungsi kognitif yang paling penting adalah kemampuan untuk menghubungkan informasi atau pengalaman baru dengan pengetahuan yang sudah ada. Ketika individu mengalami situasi baru, akal sehat memungkinkan mereka menghubungkan informasi baru dengan pengalaman atau pengetahuan sebelumnya.

Selain itu, kecerdasan juga mencakup kemampuan mengevaluasi dan mempertimbangkan peristiwa. Individu menggunakan proses kognitif untuk menganalisis informasi yang mereka terima, membandingkannya dengan pengetahuan yang ada, dan kemudian membuat penilaian atau keputusan berdasarkan informasi tersebut.

Proses ini penting dalam pengambilan keputusan sehari-hari, baik dalam hal kecil seperti memilih makanan di restoran maupun dalam hal yang lebih kompleks seperti memilih karir atau memutuskan pasangan hidup. Berikut fungsi mental yang dihimpun bachkim24h.com dari berbagai sumber, Kamis (14/3/2024).

Sebelum kita masuk ke pembahasan teori perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky, penting bagi kita untuk memahami konsep dasar perkembangan kognitif itu sendiri. Perkembangan intelektual mengacu pada proses pertumbuhan dan perubahan pemikiran, pemahaman dan pemahaman seseorang terhadap dunia sekitar.

Istilah “kognitif” berasal dari kata “kognisi” yang mengacu pada proses mental seperti pemahaman, mengetahui dan berpikir. Lebih spesifiknya, kognisi dapat diartikan sebagai serangkaian proses mental internal yang terjadi dalam pikiran seseorang ketika sedang memikirkan, merasakan, atau mengingat sesuatu. Menurut Neisser, seorang psikolog, kecerdasan mencakup perolehan, penggunaan, dan pengorganisasian pengetahuan. Dalam konteks tumbuh kembang anak, kognisi mempunyai peran penting dalam membentuk perilaku dan interaksi anak dengan lingkungan. Proses kognitif seperti pemahaman, perencanaan dan evaluasi situasi mempengaruhi bagaimana anak berperilaku dan belajar dari pengalaman mereka.

Intelektual juga mencakup aktivitas mental yang luas, seperti pemecahan masalah, analisis, dan berpikir kreatif. Melalui proses ini, individu dapat menghubungkan informasi, membuat penilaian dan membuat keputusan. Dengan demikian, kecerdasan memainkan peran kunci dalam membentuk pengetahuan dan pemahaman seseorang tentang dunia di sekitarnya. Dalam konteks pendidikan, kecerdasan sangatlah penting, karena kecerdasan merupakan landasan dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep ilmiah. Tanpa kemampuan kognitif yang memadai, sulit bagi orang untuk memahami materi secara mendalam dan memecahkan masalah secara efektif.

Oleh karena itu, secara umum perkembangan kognitif merupakan dasar dari kemampuan seseorang dalam memahami, merespons, dan berinteraksi dengan dunia di sekitarnya. Dengan proses kognitif yang efisien, individu dapat mencapai tingkat pemahaman yang tinggi dan menghadapi tantangan kompleks dalam kehidupan sehari-hari.1. persepsi

Persepsi adalah kemampuan akal manusia untuk mengalami dan memahami dunia di sekelilingnya dengan indra. Proses persepsi melibatkan penerimaan, pengenalan dan interpretasi sensasi yang diterima tubuh kita. Ketika seseorang menerima rangsangan dari lingkungan sekitarnya, indra menangkap informasi tersebut dan mengirimkannya ke otak. Di otak, informasi ini kemudian diproses dan diberi makna. Hasil pengolahan persepsi tersebut.

Persepsi sangat penting karena memungkinkan kita melihat, mendengar, merasakan, mencium dan meraba lingkungan sekitar kita. Kemampuan ini memungkinkan kita mengenali benda, orang, suara, rasa dan bau yang kita temui sehari-hari. Selain itu, persepsi juga memungkinkan kita memahami suatu peristiwa atau situasi tertentu. Misalnya melalui persepsi kita bisa mengetahui seseorang sedang marah, sedih atau bahagia berdasarkan ekspresi wajahnya. 2. Perhatian

Perhatian merupakan salah satu fungsi kognitif terpenting dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum perhatian mengacu pada kemampuan seseorang untuk memusatkan perhatian pada suatu objek atau stimulus tertentu, sambil mengabaikan rangsangan lain di sekitarnya. Dalam konteks kognitif, perhatian melibatkan proses kognitif yang kompleks, termasuk pemilihan stimulus, pemrosesan informasi, dan pengelolaan sumber daya kognitif.

Perhatian memainkan peran penting dalam memahami dan mempertimbangkan peristiwa. Dengan adanya perhatian, seseorang dapat menghubungkan informasi yang diterima inderanya dengan ingatan dan pengetahuan yang ada dalam pikirannya. Kemampuan untuk mengevaluasi dan memahami peristiwa juga sangat bergantung pada perhatian yang efektif. Namun, dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh gangguan, menjaga perhatian menjadi semakin sulit. Banyak faktor yang dapat mengganggu perhatian Anda, seperti perangkat, media sosial, atau beban kerja yang berat. 3. Memori

Kognisi merupakan aspek penting aktivitas mental manusia yang mencakup proses berpikir, menghubungkan, mengevaluasi, dan mempertimbangkan peristiwa. Salah satu faktor kognitif penting yang berperan besar dalam kehidupan sehari-hari adalah memori. Memori adalah kemampuan otak manusia untuk menyimpan, mengingat, dan mengambil informasi dari pengalaman atau pengetahuan yang telah diperoleh.

Memori terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain memori jangka pendek, memori jangka panjang, dan memori kerja. Memori jangka pendek merupakan memori sementara yang berfungsi menyimpan informasi sebelum disimpan dalam memori jangka panjang atau digunakan dalam pemrosesan pikiran saat ini. Memori jangka panjang adalah penyimpanan informasi jangka panjang yang mencakup pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang telah kita pelajari di masa lalu. Pada saat yang sama, memori kerja berperan dalam memelihara dan mengolah informasi dalam pikiran untuk jangka waktu singkat.

4. Bahasa

Bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan manusia untuk mengekspresikan aktivitas kognitifnya. Kognitif mengacu pada semua aktivitas mental yang melibatkan proses berpikir seperti menghubungkan, mengevaluasi, dan mempertimbangkan peristiwa. Dalam konteks ini, bahasa merupakan suatu cara yang memungkinkan kita menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan kita kepada orang lain. Dengan bantuan bahasa, kita dapat menghubungkan ide-ide yang berbeda dan mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep tersebut. Selain itu, bahasa juga memungkinkan kita mengevaluasi dan mempertimbangkan peristiwa berdasarkan pengetahuan yang kita miliki.

Kita dapat menggunakan bahasa untuk mempertimbangkan argumen, analisis, dan bukti yang tersedia sebelum mengambil keputusan atau menyimpulkan sesuatu. Melalui bahasa, kita dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain serta membangun konsep-konsep baru bersama-sama. Dalam konteks ini, bahasa memainkan peran penting dalam membentuk dan mengembangkan pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita. 5. Masalah

Salah satu aktivitas kognitif yang penting adalah pemecahan masalah. Pemecahan masalah adalah kemampuan seseorang untuk mengatasi kesulitan dan menemukan solusi yang efektif. Fungsi kognitif ini mencakup berbagai aspek mental, antara lain berpikir kritis, logika, kreativitas, dan penalaran. Dalam memecahkan masalah, individu harus mampu menginterpretasikan dan menganalisis masalah dengan baik. Kemudian mereka harus menganalisis berbagai kemungkinan solusi dan menilai konsekuensi dari masing-masing solusi.

Setelah itu, individu akan memilih solusi terbaik berdasarkan penilaiannya dan mengambil tindakan yang diperlukan. Pemecahan masalah juga melibatkan kreativitas dalam berpikir. Ketika individu menghadapi masalah yang kompleks atau sulit, mereka perlu berpikir out of the box dan menemukan solusi yang tidak konvensional. Ini mencakup aspek kognitif yang lebih tinggi, seperti abstraksi, asosiasi dan analisis rinci. Pemecahan masalah merupakan keterampilan kognitif yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Individu yang memiliki kemampuan ini cenderung lebih mudah beradaptasi dalam berbagai situasi. 6. Pengambilan keputusan

Dalam kehidupan sehari-hari, pengambilan keputusan merupakan aktivitas kognitif yang sering dilakukan oleh individu. Pengambilan keputusan ini melibatkan kapasitas mental seseorang untuk menghubungkan, mengevaluasi dan mempertimbangkan peristiwa. Proses pengambilan keputusan dapat melibatkan banyak aspek dan proses yang berbeda. Pertama, individu harus mengidentifikasi dan menghubungkan informasi yang relevan dengan situasi atau peristiwa. Individu kemudian harus dapat menilai dan mengevaluasi setiap pilihan atau alternatif yang tersedia. Penilaian ini didasarkan pada nilai-nilai pribadi, pengetahuan, pengalaman dan faktor emosional.

Selanjutnya, individu harus mempertimbangkan pro dan kontra dari setiap pilihan dengan mempertimbangkan berbagai risiko dan potensi konsekuensinya. Proses ini memerlukan kemampuan kognitif individu untuk memprediksi potensi hasil dari setiap keputusan yang diambil. Setelah mempertimbangkan semua faktor tersebut, individu akhirnya akan memilih suatu pilihan atau opsi yang dianggap paling cocok atau disukai. 1. Tahap sensorimotor (usia 18-24 bulan)

Tahap sensorimotor merupakan tahap awal perkembangan kognitif manusia yang terjadi antara usia 18 hingga 24 bulan. Pada tahap ini, individu mulai mengembangkan kemampuan motorik dan kemampuan mengenali lingkungan sekitar. Pada usia ini, individu mulai belajar menggunakan indranya untuk berinteraksi dengan dunia di sekitarnya. Mereka mulai mengenali objek, suara, dan gerakan di sekitarnya. Mereka juga mulai mengasah kemampuan motoriknya, seperti menggenggam benda dengan tangan atau berjalan tegak.

Selain itu, individu pada tahap ini mulai belajar tentang hubungan sebab dan akibat. Mereka melihat dan merasakan bahwa tindakan yang mereka lakukan dapat mempengaruhi lingkungan disekitarnya. Misalnya, ketika mereka menjatuhkan mainannya, mereka terjatuh ke lantai. Pada tahap ini juga, individu mulai membentuk identitas dan mulai menyadari perbedaan antara dirinya dan orang lain. Mereka belajar mengenali wajah orang tuanya dan menyadari bahwa mereka adalah individu yang terpisah dari orang lain. 2. Tahap pra operasi (usia 2-7 tahun)

Tahap praoperasional merupakan tahap perkembangan kognitif yang terjadi pada anak usia 2 sampai 7 tahun. Pada tahap ini, anak mulai menggunakan bahasa dan simbol dengan lebih aktif. Mereka juga mulai mengembangkan kemampuan berpikir abstrak. Ciri-ciri tahap egosentrisme ini. Anak-anak pada tahap ini cenderung melihat dunia dari sudut pandangnya sendiri dan kesulitan melihat dari sudut pandang orang lain. Sulit juga untuk memahami konsep seperti melebihi atau kurang dari.

Selain itu, anak pada tahap ini juga mengalami perkembangan berpikir yang salah. Mereka cenderung menghubungkan kejadian-kejadian yang secara alami tidak berhubungan, misalnya mengira boneka beruang bisa menyebabkan sakit perut jika dimakan. Tahap pra-operasional juga ditandai dengan berkembangnya imajinasi yang kuat. Anak-anak dapat mulai memainkan peran dan menggunakan imajinasinya untuk memecahkan masalah dan memahami dunia di sekitarnya. 3. Tingkat operasional konkrit (7-11 tahun)

Tahap operasional konkrit merupakan tahap perkembangan kognitif anak yang terjadi antara usia 7 hingga 11 tahun. Pada tahap ini, anak dapat mulai berpikir logis dan sistematis serta mengembangkan kemampuan memikirkan peristiwa dengan lebih jernih. Pada tahap operasional aktual, anak sudah mulai dapat menghubungkan berbagai konsep dan ide yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Mereka dapat menggunakan pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki untuk memecahkan masalah yang lebih kompleks. Anak pada tahap ini juga sudah bisa lebih memahami konsep waktu, ruang, dan ukuran.

Pada tahap ini, anak juga sudah mampu berpikir logis dan memahami konsep sebab akibat. Mereka dapat membuat asumsi dan menarik kesimpulan berdasarkan informasi yang tersedia. Selain itu anak pada tahap ini juga mulai mengembangkan pemikiran abstrak walaupun masih dalam taraf sederhana. Dalam perkembangannya, tahap tindakan konkrit menjadi landasan penting bagi tahap selanjutnya, yaitu tahap operasi formal. Tingkat ini akan membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan menghadapi permasalahan yang lebih kompleks. 4. Tingkat operasional formal (12 tahun ke atas)

Tahap operasional formal merupakan tingkat perkembangan kognitif yang terjadi pada individu berusia 12 tahun ke atas. Pada tahap ini, individu dapat mulai berpikir abstrak dan logis serta dapat menggunakan pemikiran hipotetis. Ia dapat secara sistematis menghasilkan dan menguji hipotesis dengan menghubungkan berbagai informasi dan asumsi yang tersedia. Selain itu, individu pada level ini juga dapat memikirkan berbagai konsep seperti moralitas, etika, dan keadilan. Mereka dapat memahami sudut pandang orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda. Mereka juga dapat memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat.

Pada tahap ini individu juga mulai mampu menghadapi masalah dan menyelesaikan konflik secara verbal. Mereka dapat menggunakan pemikiran logis dan metode yang lebih kompleks untuk memecahkan masalah. Kemampuan berpikir abstrak pada tingkat ini juga memungkinkan individu mengatasi masalah kompleks dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan solusi. Pada tahap operasional formal, individu juga mulai mencari identitas dirinya dan mempertanyakan nilai-nilai dan keyakinan yang dianutnya. Mereka juga mulai memiliki minat yang lebih spesifik dan memilih jalur pendidikan atau karier yang lebih sesuai dengan minatnya.