Categories
Bisnis

Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, dari Lahan Non Produktif Kini Jadi Lahan Usaha yang Terus Berkembang

bachkim24h.com Di tengah pesatnya perkembangan industri pertanian Pasuruan, ada kisah menarik para petani di Desa Wonorejo, Pasuruan, Jawa Timur yang patut mendapat perhatian. Petani di desa ini berhasil mengubah lahan tidak produktif menjadi lahan produktif melalui produk pisang Cavendish.

Secara umum kondisi lahan di sekitar Desa Wonorejo merupakan lahan kering dan tidak ada satupun jenis tanaman yang cocok untuk ditanami. Namun seperti cerita rakyat yang mengubah batu menjadi emas, para petani Klaster Usaha Pisang Vanorejo Cavendish Organik Sambar Makmur juga berhasil mengubah lahan tandus menjadi lahan subur untuk ditanami varietas pisang Cavendish.

Ketua Klaster Usaha Pisang Cavendish Organik Sumbar Makmur Noor Aleem mengatakan, awalnya lahan di Desa Vanorejo merupakan lahan yang kurang subur.

“Salah satu faktor yang menjadikan lahan produktif adalah karena dirawat dengan baik. Alhasil, para petani di Desa Vanorejo yang sebelumnya menanam berbagai tanaman namun berakhir gagal panen, pun ingin menanam pisang Cavendish. akhir tahun 2021 petani ada rencana menanam pisang Cavendish dan bibitnya akan difasilitasi oleh CV,” ujarnya.

Dan ketika pertama kali didirikan pada awal tahun 2022, Klaster Usaha Pisang Cavendish Sumber Makmur Organik Wonorejo, salah satu klaster usaha binaan BRI, mencakup 10 petani pisang Cavendish yang mengolah lahan seluas 7 hektar.

Memulai bisnis tanpa modal yang cukup memang menjadi tantangan besar, namun bukan tidak mungkin. Hal serupa juga dialami oleh para petani Klaster Usaha Pisang Cavendish Vanorejo Organik Sambar Makmur saat menanam pisang Cavendish saat pertama kali didirikan pada tahun 2022.

Mereka masih belum mempunyai modal yang cukup untuk membeli pupuk atau alat pertanian untuk menanam pisang Cavendish. Namun berkat inisiatif dan kemauan kuatnya untuk berkembang, Noor Aleem pun mengambil pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Kemudahan suntikan modal dari BRI didapat karena pisang Cavendish merupakan komoditas penggerak perekonomian desa Wonorejo. Dari pinjaman KUR BRI, seorang petani mendapat pinjaman sebesar Rp 50 juta.

Berkat pinjaman KUR BRI sebagai modal awal, para petani Klaster Usaha Pisang Vanorejo Cavendish Organik Sambar Makmur mampu memperoleh keuntungan kurang lebih Rp 200 juta per perkebunan.

“Satu perkebunan bisa menghasilkan 40 kilogram pisang Cavendish per pohon dan omzet yang dihasilkan dari lahan 10 hektare sekitar Rp 200 juta,” kata Noor Aleem.

Selain mendapat suntikan modal KUR, petani klaster komersial Pisang Cavendish Vanorejo Organik Samar Makmur mendapat dukungan peralatan komersial yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas pisang Cavendish miliknya.

“Saat kami menginginkan kebun pisang Cavendish, kami membangun gerbang selamat datang, membangun halte di tengah lahan, dan membangun traktor mini untuk membantu produktivitas pisang Cavendish,” ujarnya.

Di sisi lain, Noor Aleem mengaku juga merupakan agen Brilink di Desa Vanorejo. Ia mengatakan dengan menjadi agen Brilink dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat.

“Kebetulan saya ditunjuk menjadi agen Brilink dan alhamdulillah banyak manfaatnya karena warga terbantu untuk menagih seluruh kreditnya, banyak warga yang mencicil dan mengambil pinjaman KUR dari saya, ada juga yang mengambil Mikro (UMi) . pinjaman yang difasilitasi BRI melalui AgenBRILink,” ujarnya.

Kemajuan ekonomi yang dicapai Klaster Usaha Pisang Cavendish Sumber Makmur Organik Wonorejo tidak lepas dari kontribusi BRI melalui program Klaster My Life. Program Klaster Bisnis ‘My Life My Cluster’ merupakan wadah ampuh bagi para pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnis apa pun yang mereka jalankan.

Pada kesempatan lain, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan BRI berkomitmen untuk terus mendukung dan memberdayakan UMKM melalui program Clusterkujiwaku.

“Kami berkomitmen untuk terus mendukung UMKM tidak hanya dalam bentuk permodalan usaha tetapi juga melalui pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya agar UMKM dapat terus berkembang dan semakin tangguh,” ujarnya.

Menurutnya, kehadiran klaster My Life sangat bermanfaat bagi kelompok usaha dalam memperoleh dukungan program pemberdayaan. “Semoga apa yang ditunjukkan oleh klaster usaha ini dapat menjadi kisah inspirasi dan motivasi yang dapat ditiru oleh klaster usaha lain di berbagai sektor,” tegas Supari.

(*)

Categories
Bisnis

Praktis dengan QRIS BRI, Pedagang Ayam Gohyong Menteng Makin Mudah Bertransaksi Digital

Jakarta – Transaksi digital sudah menjadi prioritas masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, usaha kecil dan menengah (UMKM) harus menyediakan layanan pelanggan.

Para pedagang Ayam Gohyong Menteng yang dulunya berada di sekitar Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan pun bangga dengan fasilitas tersebut. Hal ini untuk memberikan kenyamanan dan keamanan kepada pelanggan dalam bertransaksi secara digital.

Pemilik bisnis Dadan Ayam Gohyong Menteng mengatakan, pihaknya sudah menyediakan pembayaran digital melalui QRIS BRI selama dua tahun terakhir. Pelanggan tampaknya nyaman dengan transaksi digital.

“Dua tahun terakhir kami sudah menggunakan QRIS BRI. Adanya pembayaran digital sangat memudahkan. Nasabah tidak perlu antri untuk menerima transaksinya,” kata Dadan kepada SINDOnews, baru-baru ini.

Salah satu warga Sukabumi mengatakan, membuka usaha di kota kini berarti menyediakan pembayaran digital. Karena biaya finansial tidak lagi menjadi prioritas.

“Kalau mengandalkan remitansi, masih sulit. Transaksi QRIS per hari bisa untung Rp 5 juta dari Rp 12 juta per hari kalau sepi. Kalau ramai penukarannya bisa mencapai Rp 24 juta.”

Ayam Menteng Gohyong menjadi populer dalam dua tahun terakhir.

Dadan mengatakan, dulu usaha Gohyong Chicken Viral berada di Menteng, Jakarta Pusat. Namun sejak tahun 2014 berpindah ke Jalan Pangeran Antasari Antasari Jakarta Selatan.