Categories
Sains

Dua Asteroid Akan Melintas Dekat Bumi Hari Ini

JAKARTA – Dua asteroid diprediksi melintas dekat Bumi pada Jumat 15 Maret 2024. Yakni asteroid 2024 EK3 dan FU 2020.

Asteroid 2024 EK3 dengan diameter 11 meter akan melintas lebih dekat ke Bumi dibandingkan asteroid lainnya, menurut pelacak asteroid NASA. Asteroid ini merupakan salah satu yang terdekat dengan Bumi dalam beberapa tahun terakhir.

Saat ini, asteroid 2020 FU, yang dinamai sesuai nama pegulat profesional John Cena, diperkirakan berukuran sekitar 31 meter.

Namun, tidak ada alasan untuk khawatir. NASA memperkirakan satelit EK3 pada tahun 2024 akan melewati Bumi pada jarak lebih dari 600.000 km, lebih cepat dari Teleskop Luar Angkasa James Webb.

Bahkan jika asteroid 2024 EK3 menabrak Bumi, ukurannya yang kecil akan menyebabkannya terbakar di luar angkasa, dan sisa materialnya akan berukuran kecil dan tidak berbahaya.

Namun perlu dicatat bahwa apa yang terjadi saat ini merupakan pengingat akan pentingnya melindungi dunia. Melalui program Penilaian Lendutan Asteroid, berbagai upaya ilmiah telah dilakukan untuk memantau ruang angkasa dan meluncurkan pesawat ruang angkasa untuk menghindari dampak asteroid yang besar.

Misi Double Asteroid Redirection Test (DART) NASA yang berhasil mengubah orbit asteroid dimorfik merupakan bukti nyata kemampuan teknologi tersebut. Dengan peringatan dini yang cukup, para ilmuwan dapat mengambil tindakan pencegahan terhadap asteroid berbahaya di masa depan.

Meski bukan ancaman langsung, melintasnya asteroid ini dapat menimbulkan dampak ekonomi dan sosial. Penerbangan mungkin ditangguhkan di beberapa wilayah dan ketakutan masyarakat mungkin bertabrakan.

Categories
Sains

Komet Setan Diprediksi Akan Terlihat di Langit Malam Bulan Ini

LONDON – Komet terang berjuluk “Komet Setan” akan terlihat di langit malam bulan ini.

Baca Juga – Cara berburu komet Neowise menggunakan aplikasi

Daily Start, Minggu (17/3/2024), mengabarkan, benda luar angkasa yang juga dikenal dengan nama 12P/Ponce-Brooks atau komet “gunung berapi es” ini telah menyelesaikan orbitnya mengelilingi matahari selama 71 tahun.

Menurut Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA), komet tersebut berdiameter beberapa kilometer.

Karena letaknya yang lebih dekat dengan Matahari, radiasi matahari memecah lapisan esnya sebelum melepaskan es dan gas.

Letusan tersebut memicu terbentuknya “tanduk” yang kemudian dikenal sebagai “Komet Setan”.

Namun, cula tersebut menghilang setelah letusan baru-baru ini, lapor situs ilmiah space.com.

Sebaliknya, komet tersebut menghasilkan cahaya hijau.

Kondisi ini disebabkan oleh tingginya kadar dikarbon di bagian ekor dan koma, yaitu wilayah samar di sekitar inti komet yang terbentuk saat melewati Matahari.