Categories
Kesehatan

Menkes Budi: Bila Mau Anak-Anak Sehat, Harus Ada Upaya Preventif Termasuk Imunisasi

bachkim24h.com Jakarta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mendorong anak-anak untuk mendapatkan vaksinasi lengkap. Vaksin menjaga kesehatan anak dan mencegah penyakit serius.

“Mencegah lebih baik daripada mengobati, lebih baik menyelesaikan permasalahan di Selatan dan Selatan. Lebih baik sekarang daripada terlambat kan? Pada Jumat (3/8/2024), Menteri Kesehatan Budi mengatakan, “Iya, kalau saya lihat rencananya. untuk mencegah anak, keluarga harus dididik.”

Di Indonesia, pemerintah menyediakan 14 jenis vaksin anak. Vaksinasi jenis lainnya gratis, kata Budi, berdasarkan saran ahli.

“Imunisasi di Indonesia itu 11 antigen, dan ketika saya ikut, ditingkatkan menjadi 14 antigen, dan ditambah tiga lagi, sesuai rekomendasi teman ahli.”

“Satu untuk pneumonia PCV, lalu diare rotavirus, lalu kanker serviks HPV. Nah, dua dari tiga, PCV dan rotavirus, virus mana yang paling banyak menyebabkan kematian pada anak-anak kita? Anak-anak kita lebih muda. angka kematian, dan saya ingin menguranginya, jadi jangan malu-malu.”

Selain melakukan vaksinasi, Budi mengajak masyarakat melakukan segala cara untuk mengetahui apakah mereka mengidap penyakit tersebut atau tidak.

Pneumonia dan diare

Infeksi adalah salah satu penyebab utama kematian pada anak kecil. Salah satu penyakit menular yang paling banyak menyerang di Indonesia adalah pneumonia dan diare. Faktanya, vaksin untuk kedua penyakit ini sudah ada.

“Juga agar anak kita sehat, harus dicegah adanya intervensi. Salah satunya dengan imunisasi. Ya, anak-anak kita harus kita imunisasi secara permanen untuk melindungi mereka agar tubuhnya terlindungi dengan baik,” kata Budi.

Pada hari yang sama, Direktur IDAI Piprim Basarah Yanuarso antara lain menjelaskan tentang pelatihan imunisasi.

Menurutnya, workshop tersebut mengundang 30 departemen anak di Indonesia. Selain dokter anak, IDAI mengundang pemangku kepentingan lain seperti guru, ulama, dan lembaga lainnya.

“Bukan hanya dokter, tapi vaksinasi dilakukan oleh keluarga melalui dakwah dan distribusi. Saya kira akan lebih efektif jika vaksin (edukasi) disebarluaskan dalam bahasa mereka,” kata Bibrim.

Biprim yakin jika guru dilibatkan dalam proses pencegahan di sekolah, maka hasilnya akan lebih baik.

“Juga, HVP ini akan ada di sekolah, dan ya, ini akan lebih penting (iklan) daripada dokter. Saya pikir dokter, guru, orang tua, asosiasi orang tua, semua orang harus terlibat.”

Partisipasi semua pihak dalam berbagai bidang akan mengarah pada penerimaan keamanan secara universal tanpa ragu-ragu.

Dalam lokakarya imunisasi ini, Piprim mengajarkan peserta bagaimana berkomunikasi ketika menghadapi masyarakat yang takut terhadap vaksinasi.

“Bagaimana kita menyusun rencana di daerah mereka untuk memperjuangkan keamanan. Jadi sekarang belum selesai, makanya rencana dua tahunan, karena kita tidak mau tabrak lari. Hasil penting bisa kita lihat di akhir.”

Selain itu, Biprim mengatakan keselamatan penting di Indonesia karena situasi tanah air rawan terjadinya kejadian cuaca ekstrem (KLB).

“Kemarin kita kena polio, masih kena difteri, masih kena campak, masih kena rubella. “Hal ini sebagian besar disebabkan oleh rendahnya cakupan (perlindungan) di masyarakat.”

Oversecurity bisa disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah misinformasi yang sampai ke masyarakat sehingga menimbulkan rasa curiga.