Categories
Edukasi

8 Negara Tak Ramah Lingkungan, Peringkat Indonesia Menyita Perhatian

JAKARTA – Kajian komprehensif dilakukan untuk menganalisis negara mana yang paling mendukung kelestarian lingkungan hidup dan mana yang paling tidak peduli terhadap isu lingkungan hidup. Studi ini menunjukkan seberapa besar upaya suatu negara untuk melindungi dan memulihkan lingkungan dan seberapa besar perhatiannya terhadap kesehatan penduduknya.

Environmental Performance Index (EPI) Yale University melakukan beberapa penelitian, informasi dari EU Joint Research Center (JRC), Green Future Index (GFI) dan Air IQ dari Massachusetts Institute of Technology (MIT). Metode penilaian platform tidak ramah lingkungan

Sebagaimana dikemukakan Green Match, berbagai metrik dan indeks digunakan untuk mengukur berbagai aspek yang mendukung kelestarian lingkungan suatu negara.

Misalnya saja ada Environmental Performance Index (EPI) dari Yale University dan Green Future Index (GFI) dari Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Selain kedua indeks tersebut, Green Match menilai emisi CO2 per kapita suatu negara dan rata-rata konsentrasi PM2.5 (bahan partikulat) tahunan.

“Kami bertujuan untuk menggabungkan keempat studi ini untuk membangun pemahaman yang lebih luas tentang negara-negara berkelanjutan dalam konteks saat ini dan di masa depan,” demikian bunyi laporan Green Match.

Indeks Kinerja Lingkungan (EPI) memberikan penilaian terhadap lebih dari 40 indikator dan dianggap sebagai penelitian paling komprehensif mengenai subjek ini, yang mencakup 180 negara.

Sementara itu, Green Future Index (GFI) berfokus pada penilaian kemajuan dan komitmen suatu negara terhadap masa depan berkelanjutan. Laporan ini menilai 22 indikator dalam lima pilar: kebijakan iklim, emisi karbon, transisi energi, masyarakat ramah lingkungan, dan inovasi ramah lingkungan.

Sebaliknya, laporan Pusat Penelitian Gabungan Uni Eropa pada tahun 2020 berfokus pada emisi karbon dioksida fosil di lebih dari 200 negara dan wilayah. Hal ini mencakup penilaian emisi CO2 per kapita dengan mempertimbangkan jumlah populasi.

Terakhir, metrik IQ air dipilih karena polutan PM2.5 dianggap menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan bagi populasi dunia. Selain itu, seperti halnya emisi CO2 per kapita, data ini mencerminkan kinerja suatu negara saat ini dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.

Mengingat indikator dan metrik di atas, berikut adalah daftar negara-negara dengan peringkat terendah dalam hal kelestarian lingkungan atau dapat dikatakan sebagai negara yang paling tidak ramah lingkungan.1. Qatar EPI: Peringkat 137 GFI: Ke-73 Rata-rata Tahunan PM2.5 Konsentrasi: 38.2 μg/m³ (mikrogram per meter kubik) Emisi CO2 Per Kapita: 35.64 ton 2. Iran EPI: 1 -133 GFI Peringkat: Rata-rata PM2.5 Tahunan 76 V . 5 Konsentrasi: 30,3 μg/m³ Emisi CO2 Per Kapita: 8,26 ton 3. EPI Turki: No. GFI ke-172: Konsentrasi No. PM2 ke-69. 5 Rata-rata tahunan: 20 μg/m³ Emisi CO2 per kapita: 4,83 ton 4. EPI Tiongkok: GFI ke-160: ke-26 Konsentrasi PM2.5 rata-rata tahunan: 32,6 μg/m³ Emisi CO2 per kapita: 8,2 ton Arab Saudi: 5. GFI ke-109: Peringkat ke-51 Konsentrasi PM2.5 rata-rata tahunan: 32,7 μg/m³ Emisi CO2 per kapita: 16,96 ton 6. Vietnam EPI: peringkat ke-178 GFI: peringkat ke-56 Konsentrasi PM2.5 rata-rata tahunan: 4,7 μg/m³ Emisi CO2 per kapita: 3,27 ton 7 . Indonesia EPI: peringkat 164 GFI: peringkat 1 -70 Rata-rata konsentrasi PM2.5 tahunan: 34.3 μg/m³ Emisi CO2 per kapita: 2.09 ton 8. Malaysia EPI: peringkat 130 GFI: peringkat 65 Konsentrasi PM2.5 tahunan: peringkat 25. Konsentrasi: 19,4 μg/m³ Emisi CO2 per kapita: 7,98 ton Perawatan kulit dari bahan vegan Istilah vegan mengacu pada gaya hidup yang tidak mengonsumsi makanan hewani. Orang-orang yang menerapkan gaya hidup ini menghindari produk-produk yang ‘bebas dari kekejaman’. bachkim24h.com.co.id 1 April 2024