Categories
Sains

Arkeolog Temukan Kastil Bersejarah di Bawah Hotel

JAKARTA – Para arkeolog menemukan sebuah kastil kuno di bawah hotel Lagos di Prancis. Penemuan itu terjadi saat renovasi hotel yang akan menjadi rumah baru museum.

Melansir Live Science, Senin (1/4/2024), penggalian di halaman hotel dimulai pada tahun 2021. Pada musim semi tahun 2023, para arkeolog dari Institut Arkeologi Pencegahan Nasional Prancis (INRAP) menggali halaman dan lantai hotel. Dibangun pada abad ke-18 di atas reruntuhan kastil tua bernama Château de Hermine. Kastil Vance, di pantai barat Brittany, didirikan pada tahun 1381 ketika Raja John IV dari Brittany mendirikannya sebagai kastil dan tempat tinggalnya.

Dari abad ke-10 hingga ke-16, Brittany dikenal sebagai negara feodal abad pertengahan yang didirikan setelah bangsa Viking diusir dari wilayah tersebut. Brittany kemudian diadili berdasarkan garis tetua. Setelah mengambil alih kekuasaan pada tahun 1365, John IV mulai membangun sejumlah kastil di seluruh Brittany, dengan Château de Hermine menjadi pusat pemerintahan.

Namun, kastil tersebut hanya digunakan selama satu abad sebelum rusak ketika cucu John IV, Francis II, memindahkan ibu kota dari Vence. Direnovasi dari abad ke-18 hingga ke-20, bangunan ini beberapa kali diubah menjadi hotel, kemudian menjadi sekolah hukum, dan akhirnya kantor pemerintah dibangun di atas bangunan asli abad ke-14. Itu telah diubah.

Lokasi Kastil John IV tidak diketahui sampai para arkeolog mulai menggali fondasinya pada tahun 2021, dengan harapan dapat mengubah bangunan bersejarah tersebut menjadi museum baru.

Selama penggalian di halaman hotel tua, para arkeolog menemukan sisa-sisa ruang bawah tanah dan menara di luar kanal rumah Duke. Benteng ini berukuran panjang 42 meter dan lebar 17 meter serta tinggi tembok 5,5 meter. Di dalamnya terdapat beberapa anak tangga, antara lain tangga formal, serta ukiran dan panel pintu dekoratif. Menurut pernyataan INRAP yang direvisi, proyek konstruksi secara cerdas menggabungkan fungsi perlindungan dan pemukiman.

Di ujung rumah, para arkeolog menemukan toilet dan pipa air, mungkin setinggi tiga atau empat lantai. Ketika mereka bergegas ke toilet, mereka menemukan koin abad ke-15 dan ke-16, peralatan masak bekas, dan barang-barang kecil lainnya. Lingkungan lembab di toilet tua juga melindungi mangkuk dan tong kayu.

Para arkeolog juga menggali terowongan dan menemukan perhiasan, peniti, tas dan mangkuk logam, serta kunci dan pembalut. Orang-orang memasuki kastil berbenteng dengan menyeberangi jembatan kayu di atas kanal. Jembatan tersebut sudah tidak ada lagi, namun fondasinya telah ditemukan selama penggalian arkeologi.

Penemuan para arkeolog ini menunjukkan betapa berkuasa dan kayanya Duke John IV. “Pembangunan gedung dilakukan dalam satu tahap. Ini menunjukkan nilai uang dan sumber daya manusia yang digunakan,” kata INRAP dalam keterangannya.

MG/Muhammad Rauzan Ranupane Ramzan

Categories
Olahraga

Mentereng di Arsenal, William Saliba Belum Siap Jadi Starter Timnas Prancis

bachkim24h.com, Jakarta – Bek tangguh Arsenal William Lintasa menghadapi beberapa tantangan untuk menjadi pelatih kepala timnas Prancis. Meski memasukkannya ke dalam skuad Les Bleus, pelatih Didier Deschamps menyoroti beberapa aspek permainannya yang masih perlu ditingkatkan.

Pada usia 23 tahun, Saliba melakukan debutnya dalam 7 dari 13 pertandingan untuk timnas Prancis. Pada pertandingan persahabatan terakhir melawan Chile, ia tak mampu membantu timnya mencatatkan clean sheet, meski Prancis menang 3-2.

Meski begitu, prestasi Lintasa di kancah klub tak perlu diragukan lagi. Sebagai pemain utama Arsenal, ia sudah menunjukkan kualitasnya dalam 28 pertandingan Liga Inggris musim ini. Namun permasalahan yang mereka hadapi di tingkat internasional lebih serius.

Lintasa masih mempunyai potensi besar untuk menjadi salah satu bek terbaik dunia. Namun, untuk meraih status tersebut di level internasional, ia harus terus meningkatkan beberapa aspek permainannya.

Didier Deschamps, pelatih kepala timnas Prancis, menekankan perkembangan William Lintasa. Meski Lintasa tampil impresif di kancah klub, Deschamps menegaskan masih ada beberapa masalah dalam permainannya yang perlu diatasi.

“Dia menjalani musim yang bagus, tapi dia juga melakukan hal-hal yang tidak saya sukai,” kata Deschamps kepada wartawan. “Tidak selalu bagus ketika mendapat kesempatan.”

Di Prancis, Saliba finis keempat berturut-turut di belakang Dayot Upamecano, Ibrahima Konate, dan Benjamin Pavard.

Meski belum mencapai puncak permainannya, William Lintasa tetap menjadi bagian penting dalam rencana Didier Deschamps membangun tim kuat Prancis.

Memiliki bakat dan tekad yang cemerlang, Lintasa dipandang sebagai aset berharga bagi Prancis di masa depan. Meski kesulitan muncul, ia siap menghadapinya dengan semangat.

Bagi Lintasa, setiap pertandingan merupakan kesempatan untuk terus berkembang dan membuktikan diri sebagai salah satu bek muda terbaik dunia.