Categories
Sains

Riset Buktikan T. Rex Memiliki Otak Cerdas seperti Buaya

LINDON — Sebuah studi pada tahun 2023 yang menggunakan log tulang untuk menyimpulkan kecerdasan dinosaurus menunjukkan bahwa Tyrannosaurus rex mungkin sama cerdasnya dengan babun, tetapi sebuah studi baru membantah klaim tersebut.

Penelitian baru, yang dilakukan oleh tim internasional yang terdiri dari 11 ilmuwan, menemukan bahwa metodologi yang digunakan dalam penelitian sebelumnya tidak dapat diandalkan, sehingga menyebabkan perkiraan jumlah neuron dan ukuran otak tidak akurat.

Seperti dilansir IFL Science, Selasa (30/4/2024), mereka menjelaskan bahwa endocast, cetakan rongga internal otak, tidak bisa disalahartikan sebagai otak itu sendiri.

Bentuk dan ukuran endocast dapat berbeda secara signifikan dari otak sebenarnya, terutama pada reptil dan dinosaurus yang telah punah, dimana otak hanya menempati sebagian kecil rongga tengkorak.

Berdasarkan temuan ini, T. rex kemungkinan kurang cerdas dibandingkan babun dan lebih tepat digambarkan sebagai “buaya raksasa yang cerdas”.

Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih akurat tentang kecerdasan dinosaurus dan membantu kita lebih memahami hewan-hewan agung ini.

Categories
Sains

Teori Ukuran Tubuh Jantan Lebih Besar dari Betina Terbantahkan

LONDON – Bayangkan seekor singa jantan berlarian dengan bulu yang tebal dibandingkan angsa kecil. Atau berang-berang jantan jauh lebih besar dibandingkan berang-berang betina.

Seperti dilansir IFL Science pada Rabu (13/4/2024), terdapat konsensus umum dalam bab kami bahwa jumlah laki-laki lebih banyak daripada perempuan.

Namun, sebuah penelitian baru yang diterbitkan baru-baru ini menantang gagasan ini. Para peneliti mengamati lebih dari 400 spesies mamalia dan menemukan hasil yang mengejutkan: dalam banyak kasus, mamalia jantan tidak pernah lebih besar dari mamalia betina.

Dimorfisme seksual mengacu pada perbedaan fisik yang jelas antara jantan dan betina dari spesies yang sama.

Perbedaannya bisa sesederhana perbedaan warna bulu atau bulu jantan untuk menarik perhatian betina yang lebih menarik.

Pada beberapa spesies, dimorfisme ini lebih dramatis, dengan sisik jantan dan ukuran tubuh jauh lebih besar, terutama pada spesies yang jantan bersaing dengan betina.

Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Oxford ini menunjukkan bahwa stereotip “laki-laki lebih besar” tidak benar di dunia mamalia. Faktanya, sekitar sepertiga spesies mamalia memiliki betina yang lebih besar dibandingkan jantan.

Pada beberapa spesies, betina berukuran besar dapat melahirkan bayi yang sehat dan hidup.

Pada spesies di mana betina bertanggung jawab merawat anak-anaknya, mereka mungkin berukuran lebih besar untuk mempertahankan peran ini.

Categories
Sains

Hasil Investigasi DNA, Ilmuwan Yakin Harimau Jawa Bersembunyi di dalam Hutan

BANDUNG – Tes DNA terkini menunjukkan harimau jawa (Panthera tigris sondaica) yang sebelumnya dinyatakan punah di alam liar, masih hidup. Hal tersebut diyakini sekelompok ilmuwan setelah mereka menemukan bulu harimau jawa di hutan Jawa Barat.

BACA JUGA – Harimau Jawa telah diamati di hutan-hutan ini

Harimau jawa (Panthera tigris sondaica) terdaftar sebagai punah dalam Daftar Merah IUCN pada tahun 2008.

Sejak itu, banyak penemuan terungkap, namun tidak ada satupun yang memiliki bukti yang mendukungnya.

Namun pada tahun 2019, warga desa melihat apa yang mereka yakini sebagai harimau jawa di dekat Desa Cipendeuy di hutan Sukabumi Selatan, Jawa Barat, disertai berkuku dan bergambar. Dia mengumpulkan beberapa helai rambut dari halaman terdekat.

Analisis terhadap bulu ini menunjukkan bahwa ia milik Harimau Jawa, meski diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan keberadaannya.

“Jika Harimau Jawa tetap hidup di alam liar, maka harus dipastikan melalui kajian dan kajian genetik,” pungkas kelompok tersebut dalam penelitiannya.

Para pemerhati lingkungan hidup di Indonesia masih hidup dan sehat.

Saya tahu Harimau Jawa bersembunyi di hutan.

“Studi ini meningkatkan kemungkinan bahwa harimau jawa masih hidup di alam liar,” kata Satyawan Pudyatmoko, pejabat konservasi, kepada Reuters.

“Kami siap dan kami akan menyiapkan tindakan untuk meresponsnya.” dia serius.

Menurut Reuters, upaya ini melibatkan pemasangan kamera jebakan dan melakukan analisis DNA ekstensif, serta meminta saran dari pakar genetika untuk mengidentifikasi hewan yang hidup di hutan.