Categories
Hiburan

Sutradara Joko Anwar Sebut Film Horor dengan Bingkai Islam Bisa Jadi Syiar Agama

bachkim24h.com, JAKARTA – Sutradara kenamaan Indonesia Joko Anwar menanggapi kontroversi seputar film horor yang mengandung unsur religi. Menurutnya, unsur agama sangat erat kaitannya dengan masyarakat Indonesia sehingga wajar jika semua sineas memasukkannya ke dalam karyanya.

Meski demikian, Joko selalu melibatkan pakar agama saat menggarap film, terutama yang mengandung unsur keagamaan. Selain karyanya di genre lain, Joko Anwar juga dikenal dengan film horor seperti Pengabdi Setan, Perempuan Tanah Jahanam, dan yang terbaru Siksa Kubur yang akan rilis pada Idul Fitri 2024.

“Tentu saja saya selalu bertanya kepada orang yang lebih tahu tentang agama. Dan saya fokus pada banyak referensi dari kajian agama,” kata Joko saat dihubungi, Selasa (26 Maret 2024).

Joko Anwer menuturkan, tentu saja film yang dibuatnya berkaitan dengan masyarakat, baik itu hubungan orang tua dan anak, kemiskinan, masyarakat, bahkan agama. Permasalahan yang diangkat di Indonesia tentu berbeda dengan permasalahan di negara lain.

Di Indonesia, agama adalah topik sehari-hari, seperti salat dan puasa, sehingga suka atau tidak suka, para pembuat film harus memasukkan unsur keagamaan. Joko sendiri mengaku, ketika unsur keagamaan dimasukkan dalam film tersebut, niatnya harus jelas.

“Misalnya, penyiksaan di kubur adalah sesuatu yang harus diyakini oleh umat Islam. Karena ketika orang percaya dengan siksa kubur, maka orang tersebut takut akan dosa. Jadi jelas tujuannya, tujuannya agar manusia takut berbuat dosa, “Dosa, jangan menyakiti orang lain, jangan takut beribadah, malah biarkan mereka beribadah.” .

Joko Anwer juga berpendapat bahwa film memang merupakan salah satu bentuk penyiaran. Karena film sangatlah penting dan ditonton oleh banyak orang.

Jika Anda membuat film horor hanya untuk menakut-nakuti, itu salah dan sia-sia. Joko yang juga mengaku beragama Islam melihat banyak kejahatan manusia yang dinormalisasi saat ini, seperti korupsi dan lain-lain.

Salah satu cara untuk mengenangnya adalah melalui karya dan film sebagai bentuk dakwah keagamaan. Ia mencontohkan film Siksa Kubur yang ia tulis, dan menjelaskan bahwa masyarakat hendaknya takut berbuat dosa terhadap orang lain dan Allah SWT.

“Setiap tindakan akan ada reaksinya. Ingatlah ini dan percayalah. Pengenalan unsur-unsur keagamaan harus dihormati, tujuannya harus jelas dan program-program keagamaan harus dipublikasikan.”