bachkim24h.com JAKARTA – Direktur Badan Standar Kurikulum (BSKAP) Badan Pengkajian Pendidikan (BSKAP) mengatakan pihaknya saat ini tidak fokus memperbanyak sekolah yang menggunakan kurikulum mandiri. Ia mengatakan, tujuan saat ini adalah menjadikan sekolah lebih baik sehingga siswa mempunyai kesempatan belajar yang terbaik.
“Jadi kami tidak akan fokus pada hal yang utama, 100 persen pelaksanaannya 100 persen secepatnya. Tujuan kami adalah sekolah bisa bertransformasi agar siswa di sekolah tersebut mendapatkan kesempatan pendidikan yang sebaik-baiknya. Ya. Pria yang akrab disapa Ninoy, Rabu (27/3/2024), menggelar jumpa pers di Gedung A Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Nino menjelaskan, saat ini terdapat 300.000 satuan pendidikan yang menawarkan kursus mandiri. Jumlah ini mewakili 80% dari total jumlah sekolah di Indonesia. Sisanya 20% sekolah belum mengambil kursus mandiri. Sekolah-sekolah inilah yang akan memastikan perubahan positif di masa depan.
Ia meyakini, perkuliahan mandiri akan membuat mahasiswa menjadi lebih kritis, kreatif, mandiri, kolaboratif, dan beretika. Pada akhirnya, pengembangan karakter dan kemampuan literasi dan numerasi mulai terbentuk.
“Kurikulum mandiri bisa sangat membantu karena materinya tidak terlalu banyak dan memungkinkan atau bahkan mengharuskan mereka menyesuaikan kurikulum nasional di tingkat unit sesuai dengan keadaannya,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, satuan pendidikan yang belum melaksanakan program mandiri masih mempunyai waktu dua tahun untuk melaksanakannya. Sekolah di daerah termiskin, paling terpencil dan perbatasan mendapat tambahan tahun tambahan (3T).
Kita ukur lewat Asesmen Nasional (AN). Kita berikan masa transisi perubahan kurikulum menjadi dua tahun satu tahun pada 3T, tapi sekali saja. hanyalah kebijakan untuk mendorong perubahan.”