Categories
Lifestyle

K-Drama vs Fatwa Halal: Habib Ja’far Tegaskan Soju Halal Tetap Haram

JAKARTA – Dampak penyebaran budaya Korea Selatan juga bisa dirasakan di Indonesia. Melalui banyaknya drama dan film yang ditayangkan, masyarakat Indonesia tertarik untuk mencoba makanan khas Korea Selatan yang mungkin tidak sesuai dengan selera atau budaya asli Indonesia. Umat ​​Islam harus berhati-hati dengan bahan yang digunakan karena tidak jarang makanan asli Korea Selatan mengandung unsur haram, seperti daging babi dan alkohol.

Salah satu yang juga menarik perhatian para pecinta K-drama adalah soju. Minuman beralkohol ini selalu muncul di drama atau film Korea mengingat kebiasaan masyarakat yang meminum minuman beralkohol. Namun hal ini jelas bertolak belakang dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam.

Terakhir, ada inovasi soju halal, yaitu minuman dengan rasa yang dikemas dalam botol berwarna hijau menyerupai soju asli. Minuman ini juga menjadi incaran generasi muda muslim untuk membuat konten atau sekedar memberikan sensasi seperti berada dalam cerita K-drama dengan tetap mengonsumsi produk halal.

Melihat tren tersebut, Habib Hussein bin Ja’far Al Hadar atau akrab disapa Habib Ja’far membeberkan hukum konsumsi soju halal. Meski tergolong halal karena tidak mengandung alkohol, minuman ini bisa saja tergolong minuman haram.

“Soju itu haram atau tidak? Haram, karena itu minuman beralkohol. Tapi ada soju yang halal. Meski soju itu halal, tapi haram. Kenapa haram? Karena ada yang bermasalah dengan soju halal menurut para ulama.” di MUI dan lainnya,” jelas Habib Ja’far, pada acara tausiyah di Masjid Istiqlal, Jumat, 15 Maret 2024.

Kemunculan soju halal dikhawatirkan akan membuat masyarakat teringat nikmatnya rasa soju yang asli. Seseorang yang menyukai soju halal mungkin mempertimbangkan untuk mencoba soju haram.

“Akankah orang-orang berpikir ‘soju halal pun enak, apalagi haram?’ “Mereka akhirnya tertarik untuk membuktikan apa yang haram,” kata Habib Ja’far.

Selain itu, pengaruh media sosial yang membuat masyarakat berlomba-lomba membuat konten yang menarik membuat penggunanya mengikuti tren yang sedang populer.

Habib Ja’far juga mengingatkan generasi muda untuk tidak mudah terpengaruh oleh tren di media sosial dan tetap mengikuti gaya hidup Nabi Muhammad SAW untuk mendapatkan keridhaan-Nya.

“Dalam hidup jangan ikuti rakyatnya, tapi ikuti Nabinya,” kata Habib Ja’far.

Selain itu, dalam urusan makanan dan minuman, hendaknya tidak hanya memperhatikan sifat kehalalannya saja, namun juga kebaikan atau thayibnya. Idealnya, makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap hari adalah halal dan thayyib. Kalau halal tapi tidak baik, maka orang yang mengkonsumsinya hanya akan menderita kerugian.

“Mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan thayyib kalau dipikir secara logika tidak hanya diperuntukkan bagi umat Islam tetapi bagi siapa saja yang ingin hidup berkesejahteraan,” jelas Habib Ja’far.

“Jika ingin hidup baik dan sehat, makanlah makanan yang baik,” ujarnya. Bukan lagi penyakit orang tua, penderita kanker di usia muda meningkat hingga 79 persen. Meningkatnya penyakit kanker di usia muda disebabkan oleh beberapa faktor. Mulai dari perubahan gaya hidup seperti kurang olah raga, pola makan tidak sehat dan lain-lain. bachkim24h.com.co.id 23 April 2024