LIPUTON 6.com, Jakarta – Nama pajak impor listrik untuk mobil listrik yang sepenuhnya disiapkan (CBU), 2023 lainnya telah secara resmi disetujui melalui Peraturan Presiden (Perpress) No. 79. Regulasi, Perpress No. 55. Pada 2019, The Alamat program berdasarkan baterai motor listrik (KBLBB) ke akselerasi.
Karena insentif mobil listrik CBU ini, Indonesia diperkirakan akan meningkatkan kapasitas produksi kendaraan listrik di Indonesia dengan meningkatnya permintaan dunia.
“Oleh karena itu kami memberikan insentif keuangan untuk mendorong industri domestik,” Wakil Infrastruktur dan Komisaris Transportasi menjelaskan bahwa koordinasi Kementerian dan Investasi minoritas (Kemenko Marve), Cramkat Kamuddin, ketika Kaslabanka, Kuningan, de Jakarta bertemu. , Beberapa waktu yang lalu.
Sementara itu, di tepi terbaru, 0% bea masuk, dalam bentuk 0% PPNBM, mempromosikan pajak ini dan mengurangi pajak lokal untuk KBLBB.
“Kongregasional, kami akan memberi Anda pabrik di Indonesia untuk teman -teman baru, kami akan memberi Anda dua tahun pada akhir tahun 225. Jadi mereka yang ingin membuat pabrik di Indonesia, kami memberikan kenyamanan selama dua tahun,” katanya . ?
Sementara itu, untuk kuota impor kendaraan listrik, diizinkan oleh pemerintah, menurut rencana terbaru ini, jumlah yang dibawa pada tahun 2027 sejalan dengan komitmen pabrikan.
“Jadi, jika mereka mengimpor, misalnya, 5 unit di 225, mereka juga harus membuat 5 unit di 227.” Sachmat berkata, “kata Fachmat?
Dalam hal ini, Kemenko Dead juga menekankan bahwa paket insentif tambahan juga akan mendukung adopsi produk EV dengan lebih banyak alternatif untuk produk EV, termasuk harga yang lebih terjangkau untuk orang di Indonesia.
“We have two things to address alternatives and affordable. Currently there are still limited EV options and are unable to meet Indonesian market requirements, with Dipti Chatmat being explained, with incentive packages Extra, more EV model with competitive sales prices compared to traditional productive cars .
“Mengingat tren yang berkembang dari Eve Eve, industri otomotif di negara ini perlu terburu -buru untuk mengubah dan menangkap peluang tren dunia. Jangan biarkan kami melewatkan kesempatan untuk menjadi kendaraan ramah lingkungan di Asia Tenggara,” kata Dipti Obrolan.