Slot Jepang PAY4D bandar toto macau

Percepatan Pengembangan Obat Bahan Alam Perlu Kolaborasi dengan Industri, Pakar Ungkap Alasannya

bachkim24h.com, Jakarta – Phytopharmac adalah obat alami berdasarkan obat -obatan yang telah menjalani tes pra -klinis dan klinis.

Menurut Badan Nasional untuk Penelitian dan Inovasi (BRIN), pengembangan dan penggunaan Phytarmak harus mempercepat kerja sama penelitian silang, terutama dengan dunia industri.

“Kerja sama ini diperlukan sehingga produk penelitian tidak hanya membuktikan secara ilmiah (terbukti secara ilmiah), tetapi juga secara ekonomi yang dapat ditegakkan dan nilai tambah (ekonomi yang terlihat),” kata kepala Pusat Penelitian untuk Obat -obatan dan Obat Tradisional (PR dari Bboot), Sofa Fajriah, mengutip Brino, Jumat (5/30/2025).

Sofa mengungkapkan hingga 2025, hanya sekitar 20 produk phytarmak terdaftar, jauh di belakangnya dibandingkan dengan 23.000 produk herbal dan 77 obat tanaman yang dinormalisasi (OHT).

“Saya berharap bahwa di masa depan jumlah dan penggunaan VIPWAY dalam layanan kesehatan, termasuk JKN, serta minat industri dan efisiensi penelitian, dapat meningkat di masa depan,” sofa dihitung.

Pengembangan produk phytopharmac dilakukan dengan mengidentifikasi pembatasan dan merumuskan solusi untuk mempercepat pengembangan phytophane dengan mendukung fokus, penelitian yang efektif dan siap untuk industri. Untuk alasan ini, SOFA menekankan pentingnya proposal penelitian yang tidak hanya ilmiah, tetapi juga terlihat secara ekonomi dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

“Kita harus memastikan bahwa penelitian obat ditargetkan, efektif dan mengarah pada implementasi industri,” katanya.

 

Sofa juga menyebutkan beberapa penelitian yang sedang berlangsung, yaitu perkembangan phytophaarma untuk anti -didiabetes, imunomodulator, hepatoprotektor, untuk kontrasepsi pria.

“Meskipun ada cukup banyak, hanya dua penelitian yang mencapai fase klinis tes. Ini menunjukkan bahwa kita masih perlu memperkuat banyak aspek ekosistem penelitian kami,” katanya.

SOFA juga menggambarkan beberapa hambatan di mana ia terjadi, dari pembatasan pengujian pra -klinis dan klinis, beban para peneliti di bidang sumber daya manusia (SDM), pembiayaan tinggi membutuhkan proses regulasi yang panjang dan kompleks.

“Ini masih merupakan tantangan karena masalah dengan membangun kemitraan dengan industri dan mengadaptasi produk ke pasar,” jelas sofa. 

 

Sebagai solusi SOFA, ia menawarkan enam langkah penting, yaitu: bantuan langsung dari Badan Pengawasan Makanan dan Obat dan Obat (BPOM) dan lembaga pemerintah lainnya. Penilaian dan Pencarian Protokol Pengujian Klinis. Memfasilitasi komunikasi antara peneliti, BPS dan industri.  Memperkuat peraturan mengenai penggunaan produk OHT dan phytopharmac di rumah sakit.  Memperkuat dan komersialisasi produk.  Kerjasama antara ilmuwan, industri dan pemerintah.

SOFA menekankan pentingnya kerja sama dalam mempercepat penelitian selanjutnya.

“Jika penelitian ini ditujukan untuk strategis dan sinergi di berbagai sektor, pengembangan fytofarma nasional tidak hanya mungkin, tetapi sangat mungkin untuk diimplementasikan,” pungkasnya.

Scroll to Top